Apa Perbedaan Air Biasa, Air Beroksigen, dan Air Heksagonal?
Akhir-akhir
ini pasaran air minum dimarakkan oleh munculnya produk air terbaru,
yaitu air beroksigen dan air heksagonal. Kehadiran kedua produk air
tersebut tentu saja mengundang rasa penasaran banyak kalangan. Tidak
sedikit yang bertanya, apa bedanya air beroksigen dan air heksagonal
dengan air biasa? Benarkah kedua produk air tersebut begitu hebat
seperti yang diiklankan? Tulisan ini menyoroti air heksagonal karena
memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan kedua jenis air lainnya.Ketiga
jenis produk air tersebut sebenarnya memiliki kesamaan, yaitu tersusun
atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen (H2O). Air biasa (kalau yang
dimaksud adalah air minum botolan) adalah air yang telah diproses
sehingga menghasilkan air yang layak minum berdasarkan standar air minum
yang sehat. Sementara, air beroksigen adalah air minum yang dibuat
secara khusus, dengan tekanan dan suhu tertentu, yang memungkinkan air
itu mampu menangkap oksigen lebih banyak. Boleh dikatakan, air biasa dan
air beroksigen persis sama. Hanya terdapat perbedaan pada kandungan
oksigen terlarutnya.
Kelarutan
oksigen dalam air sangat rendah. Pada suhu 20° kelarutan oksigen dalam
air (tekanan 1 atm) sekitar 0.0045 mg O2/100 mg air. Apabila ditambahkan
oksigen ke dalamnya, air secara perlahan akan melepaskan oksigen
kembali ke alam. Oleh karenanya jangan terlalu lama menyimpan air
beroksigen, ia akan berubah kembali menjadi air biasa. Walaupun disimpan
dalam botol tertutup, oksigen dapat menembus botol kemasan plastik
(polimer) yang berpori halus.
Produk
air beroksigen merupakan sebuah kemajuan. Lahirnya produk ini
disebabkan manusia membutuhkan air minum yang sehat, bukan sekadar untuk
menghilangkan dahaga. Air memiliki fungsi fisiologis yang sangat
penting dalam menentukan derajat kesehatan. Sekitar 70 persen bobot
orang dewasa berupa air. Implikasinya terhadap kesehatan cukup
signifikan. Apabila air yang kita konsumsi berkualitas buruk, maka
kesehatan kita menurun. Sebaliknya, jika air yang kita konsumsi
berkualitas baik, maka kesehatan kita meningkat.
Keberadaan
oksigen terlarut dalam air minum memberikan dampak positif bagi
kesehatan. Air ini mampu meningkatkan suplai oksigen ke setiap sel
tubuh, melarutkan zat gizi, dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh,
merangsang kelangsungan hidup sel, mengatur suhu tubuh, serta melarutkan
bahan-bahan berbahaya dan zat buangan ke luar tubuh. Efektivitas
berbagai fungsi tersebut dipengaruhi oleh kualitas air itu sendiri,
kondisi kesehatan tubuh, interaksi dengan zat gizi lain serta antibiotik
dan obat-obatan.
Air Heksagonal
Air
heksagonal, seperti halnya air biasa, tersusun atas H2O Yang membedakan
air ini dengan air biasa atau air beroksigen adalah formasi kelompok
molekul H2O. Air merupakan rangkaian/kumpulan molekul H2O. Rangkaian
tersebut terbentuk karena ada sejumlah gaya yang bekerja sehingga memungkinkan molekul H2O membentuk formasi yang khas.
Pada air biasa (juga pada air beroksigen) lima molekul H2O berkelompok membentuk formasi pentagonal (segi lima).
Selanjutnya kelompok-kelompok tersebut membentuk rangkaian berupa air
seperti yang kita jumpai sehari-hari. Pada air heksagonal, enam molekul
H2O berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam). Fenomena ini
terjadi karena air dipengaruhi oleh magnet dan radiasi elektrik tertentu
(gelombang panjang infra merah).
Terkait
dengan perbedaan struktur tersebut, air dikelompokkan menjadi dua
jenis. Pertama, Bounding water. Yaitu air dengan formasi rangkaian
molekul H2O yang cenderung membentuk kelompok besar dan tidak stabil.
Air ini biasanya membentuk formasi pentagonal, antara lain air botolan
(H2O) 36-46, air keran (H2O) 50-60, air tanah (H2O) 70-80, serta air
tercemar dan air rebusan (H2O) 200-300. Kedua, Clustered water. Yaitu
air dengan formasi rangkaian molekul H2O yang cenderung membentuk
kelompok kecil dan stabil, misalnya air heksagonal (H2O)6.
Secara
alami, air heksagonal terdapat di alam. Namun keberadaannya semakin
langka karena pencemaran di muka bumi yang semakin parah. Tetapi dengan
kemajuan teknologi, kita mampu membuat air heksagonal. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat air ini antara lain; 1)
air harus bersih dengan oksigen terlarut lebih dari jumlah maksimum, 2)
jumlah mineral esensial harus cukup, terutama Ca2+ sebagai agen pembuat
formasi heksagonal yang terlarut dalam air, 3) memiliki pH sekitar
7,1-7,4, dan 4) suhu air normal mendekati dingin. Selanjutnya air
tersebut diionisasi dengan menggunakan energi fisik dan elektromagnetik
serta dikombinasikan dengan tembakan gelombang sinar infra merah.
Satu
contoh praktis untuk menguji air heksagonal atau tidak adalah dengan
menggunakan kecap asin. Sediakan 2 gelas kaca dan masukkan 4 sendok
makan kecap asin ke masing-masing gelas. Gelas pertama rendam pada
mangkok yang berisi air biasa. Gelas kedua rendam pada mangkok berisi
air heksagonal. Setelah dibiarkan selama 30 menit, kecap asin yang
ditempatkan pada air heksagonal berkurang rasa asinnya. Sementara, pada
air biasa rasa asinnya tetap. Perbedaan ini disebabkan karena air
heksagonal berbentuk kelompok kecil sehingga lebih mudah menembus
dinding gelas kaca (melalui proses osmosis) dan bercampur dengan kecap
asin yang ada di dalamnya.
Manfaat Air Heksagonal
Air
heksagonal memiliki perbedaan dengan air biasa. Perbedaan ini
berpengaruh terhadap perjalanan reaksi biokimia di dalam tubuh. Sifat
air heksagonal yang membentuk kelompok kecil (H2O)6 dan stabil sangat
menguntungkan kesehatan tubuh manusia. Ia lebih mudah masuk ke dalam
sel, mengaktifkan proses metabolisme sel, dan menghasilkan lebih banyak
energi. Selanjutnya, ia juga lebih efektif melarutkan dan membuang zat
sisa metabolisme yang bersifat racun bagi tubuh.
Cairan
tubuh manusia terdiri atas tiga golongan. Air heksagonal menempati
porsi terbesar yaitu 62 persen. Air pentagonal 24 persen, dan sisanya 14
persen berbentuk tetrahedral yang terkait satu sama lainnya membentuk
rantai. Oleh karena itu tubuh kita sangat membutuhkan air heksagonal.
Penurunan volume air heksagonal dalam cairan sel tubuh hingga 50-60
persen akan menyebabkan kematian.
Bahan
pengawet dan pewarna makanan, antibiotik, logam berat pada ikan
tercemar, residu pestisida pada buah dan sayuran, radiasi, alkohol,
stres serta depresi dapat merusak air heksagonal dan meningkatkan volume
air pentagonal di dalam cairan sel tubuh. Bahkan, faktor-faktor
tersebut bisa secara langsung memicu terbentuknya sel kanker. Apabila
sel kanker ini mati, pengaruhnya bagi tubuh tidak berbahaya. Tetapi jika
sel tersebut tetap hidup, ia akan memengaruhi sel lainnya sehingga
kanker makin meluas.
Keberadaan
air heksagonal sangat positif bagi kesehatan tubuh. Ia dapat
meningkatkan kualitas cairan sel tubuh, memberikan lebih banyak energi
pada sel, membantu melindungi inti sel dari zat sisa metabolisme,
meningkatkan kemampuan sel menetralisir dan membuang toksin,
meningkatkan kandungan oksigen dan daya serap terhadap zat gizi, serta
meningkatkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri.
Air
beroksigen memiliki karakteristik hampir sama dengan air biasa, hanya
kandungan oksigen terlarutnya lebih banyak. Sementara air heksagonal,
selain mengandung oksigen lebih banyak, juga formasi struktur molekul
H>subscript<2>res<>res< dengan biasa p air>
Kemampuan
air mengikat oksigen sangat terbatas sehingga oksigen terlarutnya dapat
lepas kembali. Begitupun dengan air heksagonal, ia dapat rusak oleh
suhu, sinar matahari, atau sebab lainnya. Oleh karena itu sebaiknya
jangan terlalu lama menyimpan keduanya.
Meskipun air beroksigen dan air heksagonal memiliki kelebihan dibandingkan dengan air biasa, keduanya bukan obat
yang dapat menyembuhkan penyakit. Air hanya mendukung terciptanya
kesehatan yang lebih optimal sehingga tubuh mampu melindungi diri dari
ancaman penyakit.
(Mahani SP MSi, Ahli Gizi pada Pusat Konsultasi Gizi "Sehati" Bogor)